Sinema hidup dalam berbagai rupa. Apresiasi Film Indonesia hadir sebagai upaya untuk menelusuri akar dan ranting budaya sinema sebagai landasan penguatan ekosistem perfilman.
Sinema, layaknya sejarah, tidak pernah tunggal. Kehadirannya tidak terbatas di karpet merah dan panggung para pemenang sebagaimana yang populer diberitakan. Ia turut hidup di sekolah, pojok desa, bioskop tua, layar-layar sederhana, dan ruang-ruang lain yang jarang dibicarakan. Dalam rupa-rupa wajahnya, sinema seringkali menghibur, namun tak jarang ia turut jadi titik temu warga untuk saling melebur. Melalui keragaman sinema di akar rumput, terbuka pintu bagi keterlibatan publik yang lebih luas dalam perfilman Indonesia.
Kekayaan bentuk dan pengalaman sinema inilah yang menjadi sasaran Apresiasi Film Indonesia. Diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, program ini bertujuan merekam beragam wujud perfilman di Indonesia melalui kolaborasi penelitian dan kuratorial. Di tingkat pelaksanaan, Cinema Poetica dan Rangkai berkolaborasi dengan berbagai pribadi dan kelompok, membentuk suatu tim kerja untuk memetakan dan menghubungkan berbagai sumber daya yang dibutuhkan.
Ada dua capaian yang diharapkan. Pertama, melalui kolaborasi penelitian, program ini menyajikan himpunan wawasan perihal kegiatan produksi dan ekshibisi di tingkat lokal, yang seringnya terjadi di luar lingkup bioskop dan industri. Kedua, melalui kolaborasi kuratorial, program ini mengupayakan kesempatan tayang yang lebih luas bagi film-film komunitas, yang umumnya hanya terwadahi lewat festival film dan inisiatif layar mandiri.
Pada 2022, ada sepuluh kota yang menjadi sasaran penelitian: Banda Aceh, Bandung, Balikpapan, Denpasar, Kupang Makassar, Medan, Purbalingga, Semarang, dan Surabaya. Kota-kota ini dipilih dengan pertimbangan atas rekam jejak kegiatan yang bisa dilacak selama lima tahun terakhir. Di setiap kota, tim program berkolaborasi dengan pegiat komunitas setempat untuk mencatat bagaimana budaya sinema mewujud dalam keseharian masyarakatnya.
Marlina Yulianty Machfud (Pamong Budaya Bidang Perfilman) memberi tanggapan terhadap paparan hasil riset
Pada 2023, Apresiasi Film Indonesia memperluas cakupan kerjanya. Lini kerja pendataan dan penayangan tetap dijalankan, yang lanjut bergerak ke lima kota lain: Jambi, Malang, Palu, Singkawang, dan Sumbawa. Bersamaan dengan itu, tim program turut merancang dan melaksanakan serangkaian program yang diberi tajuk Tindak Lanjut. Ada tiga kota sasaran yang diseleksi berdasarkan hasil riset tahun sebelumnya, yakni Banda Aceh, Balikpapan, dan Kupang. Melalui rangkaian program Tindak Lanjut, tim program berkolaborasi dengan komunitas film dan pemerintah daerah di ketiga kota untuk penguatan pelaku dan jaringan perfilman setempat. Program yang dilaksanakan bersifat jangka pendek, dengan diskusi dan proyeksi untuk kepentingan jangka panjang.
Hasil penelitian serta laporan kegiatan Apresiasi Film Indonesia bisa diakses publik di website komunitasfilm.id, sementara film-film pilihan dari kolaborasi kuratorial bisa disaksikan gratis di rangkai.id.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Hilmar Farid, Ahmad Mahendra, Marlina Yulianty Machfud, Pandu Pradana, Tim Direktorat Perfilman, Musik, dan Media
Pengarah Program
Adrian Jonathan Pasaribu, Muhammad Abraham, Redemptus Rangga Raditya, Sastha Sunu, Vivian Idris
Riset dan Editorial
Adinda Zakiah, Avicenna Raksa Santana, Dini Adanurani, Raihan Zaky
Film dan Kuratorial
Abidzar Ghifary, Alexander Matius, Mazda Radita Roromari
Aktivasi & Komunikasi Publik
Lintang Aulia Yudhityasari, Yuriko Abi Pratama
Narasumber Tindak Lanjut
Alex Sihar, Angkasa Ramadhan, Ifan Adriansyah Ismail, Nauval Yazid
Web & Desain
Ardhi Yudho Anggoro, Nurul Iman
Jambi
Anton Oktavianto, Melda Ria Sinambela
Malang
Dwi Yusrika Tautin, Nashiru Setiawan
Palu
Rahmadiyah Tria Gayathri, Taufiqurrahman
Singkawang
Agus Muri Arviandi, Frino Bariarcianur
Sumbawa
Harsa Perdana, Reny Suci
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Hilmar Farid, Ahmad Mahendra, Marlina Yulianty Machfud, Pandu Pradana, Tim Direktorat Perfilman, Musik, dan Media
Cinema Poetica
Adinda Zakiah, Adrian Jonathan Pasaribu, Alexander Matius, Dwi Arieska, Levriana Yustriani, Mazda Radita Roromari
Rangkai
Abidzar Ghifary, Brigita Sekar, Muhammad Abraham, Redemptus Rangga Raditya, Sastha Sunu, Trisha Amanda, Valensia Harumi Edgina
Web & Desain
Ardhi Yudho Anggoro, Nurul Iman
Focus Group Discussion
Abdul Rachman Rizky, Agung Sentausa, Arief Akhmad Yani, Alexander Matius, Bowo Leksono, Edo Wulia, Immanuel Prasetya Gintings, Lulu Ratna, Panji Mukadis, Tito Imanda
Balikpapan
Abdul Rachman Rizky, Masitah Fitrianingrum
Banda Aceh
Akbar Rafsanjani, Rizki Dhian Nushur
Bandung
Gorivana Ageza, Minfadly Robby
Denpasar
Ayu Diah Cempaka, Prawira Nugraha
Kupang
Irwan Sebleku, Nurhildayati
Makassar
Alghifahri Jasin, Kemal Putra
Medan
Immanuel Prasetya Gintings, Yesika Natalina Sidabutar
Purbalingga
Muhammad Taufiqurrohman, Wiman Rizkidarajat
Semarang
Khothibul Umam, Yogi Fajri
Surabaya
Dimas Giswa Prasiddha, Yogi Ishabib
© 2023 Apresiasi Film Indonesia. All Rights Reserved. Bekerjasama dengan Cinema Poetica dan Rangkai.